Kamis, 01 Desember 2016

TUGAS ISD MINGGU 3

Makalah ilmu sosial dasar
“Remaja dan permasalahannya”

logo-universitas-gunadarma

Nama : Muhammad Farhan Febrianza
Kelas : 1IA12
NPM : 54416168
Jurusan Teknik Informatika
Teknologi Industri
Universitas Gunadarma
2016

Kata Pengantar
Rasa syukur yang besar saya panjatkan kepada ALLAH SWT. Karena tanpa berkat dan rahmat-Nya saya tidak akan mungkin menyelesaikan Makalah ISD yang berjudul “Remaja dan permasalahannya. Makalah ini dibuat untuk mengingatkan kita terutama para mahasiswa tentang masalah-masalah yang sering dihadapi oleh kaum remaja. Tak lupa juga saya mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen kami Bapak Emilianshah karena jika bukan nasihat dan bimbingannya saya juga tidak akan tahu betapa banyaknya permasalahan yang di miliki remaja.
Saya tidak menampik bahwa masih ada banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini olehkarena itu saya menerima kritikan yang membangun.

Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat,
Jakarta, 1 Desember 2016

                                                                                      Penyusun,

                                                                                      Muhammad Farhan Febrianza
BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang Masalah

            Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Di masa peralihan ini, remaja biasanya akan berusaha untuk mencari jati diri mereka pribadi. Entah dengan cara apapun, mereka akan mencari kepuasan dalam hidup.
            Di jaman yang semakin modern ini, banyak sekali cara kita untuk berkomunikasi dan bertransaksi. Dengan kemudahan-kemudahan tersebut, banyak juga pihak yang salah dalam menggunakannya. Perkembangan bangsa barat sudah menyebar di semua kalangan dan perubahan itu juga yang menyebabkan mengapa bangsa Indonesia semakin terpuruk. Bukan hanya karena pengolahan dan penggunaan sumber daya alam tetapi juga perubahan gaya hidup masyarakatnya yang sudah bebas, tidak demokratis lagi.   
            Kemunduran itu dimulai dari tingkat pendidikan di Indonesia, untuk sekarang ini memang harus diakui bahwa kalangan pelajar SMA sudah tidak terkontrol lagi, bukan hanya SMA, kalangan mahasiswa, SMP dan SD pun boleh dikatakan sudah bebas. Banyak kejadian yang membuktikan bahwa pendidikan sudah tidak terkontrol lagi, misalnya tawuran pelajar, membolos, mecoret-coret fasilitas sekolah, merokok, narkoba, seks bebas, kekerasan terhadap anggota sekolah, dll.
            Sebenarnya bukan hanya dalam lingkup pendidikan saja, di kalangan para pekerja juga masih banyak yang tidak demokratis. Hal tersebut banyak sekali menjadi sorotan publik, bahwa perkembangan media elektronik juga menjadi penyebab dari kemunduran bangsa. Tetapi hal itu dapat kita tanggulangi yaitu dengan penggunaan secara benar dan tepat.
            Di masa remaja sudah pasti banyak persoalan yang akan dihadapi, kenakalan remaja dapat terjadi oleh beberapa faktor :
      1.   Pergaulan yang salah
      2.   Kurang mendapat perhatian
      3.   Terpengaruh oleh media elektronik
      4.   Banyak masalah yang dihadapi
      5.   Tidak dapat mengontrol diri sendiri


      B.  Perumusan Masalah
            Berdasarkan keterangan yang telah diutarakan pada latar belakang di atas, maka penulis menuruskan masalah sebagai berikut :
      1.   Masalah apa sajakah yang biasanya mengganggu pada usia remaja ?
      2.   Bagaimana pendapat dan saran pihak-pihak mengenai masa remaja dan permasalahannya ?
      3.   Mengapa media elektronik menjadi masalah untuk kalangan remaja ?
      4.   Apa kegunaan dan fungsi kondom ?
      5.   Apa yang dimaksud HIV / AIDS ?    
      6.   Apa yang dimaksud dengan IMS (Infeksi Menular Seksual) ?
      7.   Bagaimana solusi untuk mencegah / mengobati penyakit batin saat memperoleh teguran dari orang lain tentang remaja ?

C.         C.   Tujuan Penelitian
      1.   Para remaja dapat mengetahui informasi-informasi tentang masa remaja, sebab-akibat masalah remaja dan cara penanggulangan / solusi untuk mengatasi masalah remaja.
      2.   Para remaja dapat belajar dari pengalaman-pengalaman orang-orang yang lebih tua / dewasa / lebih pengalaman.
      3.   Para remaja dapat menambah ilmu pengetahuannya mengenai kehidupan masa remaja.
      4.   Para remaja dapat memperbaiki pola kehidupan mereka

BAB II
PEMBAHASAN
P
Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintelegensi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan uang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini. Fase remaja merupakan perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.

Menurut Konpka (Pikunas, 1976) masa remaja ini meliputi :
a.       Remaja awal: 12-15 tahun
Cirinya : §  Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
 §  Anak mulai bersikap kritis
b.      Remaja madya: 15-18 tahun
Cirinya : §  Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
   §  Memperhatikan penampilan
   §  Sikapnya tidak menentu/plin-plan
   §  Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
c.       Remaja akhir: 19-22 tahun.
               Cirinya : Pertumbuhan Fisik sudah Mulai matang namun Proses Kedewasaan belum sepenuhnya
  Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari       
     remaja pria

Namun secara teoritis beberapa tokoh psikologi mengemukakan tentang batas-batas umur remaja, tetapi dari sekian banyak tokoh yang mengemukakan tidak dapat menjelaskan secara pasti tentang batasan usia remaja karena masa remaja ini adalah masa peralihan.

Sementara Salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral. Dalam budaya Amerika, periode remaja ini dipandang sebagai “Strom dan Stress”, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan perasaan teralineasi (tersisihkan) dari kehidupan sosial budaya orang dewasa.

Ciri-ciri khusus pada remaja, antara lain:
a.       Pertumbuhan fisik yang sangat cepat
b.       Emosinya tidak stabil
c.        Perkembangan seksual sangat menonjol
d.       Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
e.        Terikat erat dengan kelompoknya

Di dalam masa remaja, terdapat berbagai tuntutan psikologis yang muncul di tahap remaja, yaitu :
a.      Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara efektif
Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya si Dewi merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Dewi akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Dewi yang demikian tentu menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Dewi akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Dewi tidak memiliki teman, dan sebagainya.

b.      Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orang tua
Usaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional sering disertai perilaku “pemberontakan” dan melawan keinginan orang tua. Bila tugas perkembangan ini sering menimbulkan pertentangan dalam keluarga dan tidak dapat diselesaikan di rumah , maka remaja akan mencari jalan keluar dan ketenangan di luar rumah. Tentu saja hal tersebut akan membuat remaja memiliki kebebasan emosional dari luar orangtua sehingga remaja justru lebih percaya pada teman-temannya yang senasib dengannya. Jika orang tua tidak menyadari akan pentingnya tugas perkembangan ini, maka remaja Anda dalam kesulitan besar. Hal yang sama juga dilakukan remaja terhadap orang-orang ‘yang dianggap sebagai pengganti orang tua’, guru misalnya.

c.       Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin
Pada masa remaja, remaja sudah seharusnya menyadari akan pentingnya pergaulan. Remaja yang menyadari akan tugas perkembangan yang harus dilaluinya adalah mampu bergaul dengan kedua jenis kelamin maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap perkembangan ini. Ada sebagaian besar remaja yang tetap tidak berani bergaul dengan lawan jenisnya sampai akhir usia remaja. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidakmatangan dalam perkembangan remaja tersebut.

d.      Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri
Banyak remaja yang belum mengetahui kemampuannya. Bila remaja ditanya mengenai kelebihan dan kekurangannya pasti mereka akan lebih cepat menjawab tentang kekurangan yang dimilikinya dibandingkan dengan kelebihan yang dimilikinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa remaja tersebut belum mengenal kemampuan dirinya sendiri. Bila hal tersebut tidak diselesaikan pada masa remaja ini tentu saja akan menjadi masalah untuk perkembangan selanjutnya (masa dewasa atau bahkan sampai tua sekalipun).

e.       Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma
Skala nilai dan norma biasanya diperoleh remaja melalui proses identifikasi dengan orang yang dikaguminya terutama dari tokoh masyarakat maupun dari bintang-bintang yang dikaguminya. Dari skala nilai dan norma yang diperolehnya akan membentuk suatu konsep mengenai harus menjadi seperti siapakah “aku” ?, sehingga hal tersebut dijadikan pegangan dalam mengendalikan gejolak dorongan dalam dirinya. Maka penting bagi orang tua dan orang-orang ‘yang dianggap sebagai pengganti orang tua’ untuk mampu menjadikan diri mereka sendiri sebagai idola bagi para remaja tersebut


Masalah-masalah Pada Remaja
            Di masa peralihan (transisi) ini kerap sekali banyak masalah yang timbul dan dihadapi oleh kaum remaja, baik secara fisik / batin, masalah-masalahnya adalah sebagai berikut :
      
1.   Percaya diri
                  Pengembangan diri sangatlah penting, terutama saat remaja, karena di saat itulah, usaha yang lakukan akan menjadi maksimal. Setiap manusia diciptakan pasti memiliki kemampuan, tergantung usaha kita untuk mengembangkannya. Meskipun seandainya kita merasa lebih buruk dibandingkan yang lain, tetapi satu hal yang paling penting percaya diri. Karena dengan percaya diri, kita akan mendapat sesuatu yang baik.
                  Dan walaupun pada kenyataannya percaya diri itu sulit, karena malu, takut salah, takut tidak bisa, dll. Tetapi sesungguhnya percaya diri itu mudah, hanya dengn mengatakan aku bisa !! pasti apapun yang dilakukan akan terasa ringan.

      2.   Cinta

                  Masa remaja adalah masa yang paling indah. Para psikolog sepakat bahwa kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah dicintai! Cinta bisa menjadi daya pendorong bagi seseorang untuk berprestasi, bisa memotivasi tingkah laku yang baik, bisa mengakibatkan sepasang muda-mudi berlaku konyol. Cinta memberi arti pada kemanusiaan dan menimbulkan harapan serta tujuan hidup.
                  Kalau cinta begitu menakjubkan, mengapa cinta menjadi langka bagi dunia? Mengapa ada banyak kebencian. Jawabannya adalah cinta sejati melampaui cinta romantis, dan cinta sejati melampaui perasaan-perasaan pribadi yang gelisah. Dan cinta juga menjadi masalah dalam kehidupan remaja, tergantung bagaimana kita menanggapi dan melakukannya. Banyak orang yang depresi dan mati karena cinta. Sebenarnya itu tidak perlu terjadi, dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa cinta itu bukan segalanya dan aku tidak perlu berkorban untuk cinta, dan cinta sejati bukan cinta yang harus berkorban nyawa dan kebahagiaan.
      3.   Keluarga
                  Keluarga yang baik adalah dimana bisa menjadi tempat yang bisa saling berbagi. Didalam keluarga akan dikatakan baik adalah dimana keluarga itu memiliki cinta kasih, menghormati antara satu sama lain, dan kesetiaan. Karena ajaran agama dan hukum mengatakan keluarga yang baik adalah keluarga yang bisa menjadi teladan bagi yang lain.
                  Masalah remaja yang terjun pada pergaulan bebas, biasanya dimulai dari keadaan keluarga yang kurang baik, sehingga anak bisa salah dalam bergaul. Tetapi tidak semuanya, bisa juga karena anak tidak bisa mengontrol diri dalam bergaul. Di sini keluarga diharapkan bisa memberikan teladan-teladan yang baik bagi anggota keluarganya agar terhindar dari kejahatan.
      4.   Persahabatan
                  Sahabat ? Apakah itu sahabat ? Apakah teman terdekat kita ? Sahabat bukan berarti orang yang selalu bersama kita, karena mereka belum tentu mau memahami kita. Mencari dan menjadi sahabat bukanlah mudah, karena itu bergantung pada perasaan, disaat kita membutuhkan seseorang untuk teman curhat tetapi disaat itu juga dia pergi meninggalkan kita. Pengkhianatan! Banyak orang yang dikecewakan oleh orang terdekat mereka, sebenarnya mudah sekali untuk mengetahui apakah mereka benar sahabat yang baik atau tidak. Pertama, kenali dia. Kedua, pahami sifatnya. Ketiga, ajak untuk pergi. Keempat, kenalkan dengan teman yang lain. Kelima, curhat. Keenam, lihat perkembangan sifatnya. Ketujuh, ambil keputusan.
      5.   Narkoba
                  Narkoba (Narkotika Berbahaya), kata ini sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Saat menginjak usia remaja, timbullah keinginan besar untuk bebas. Remaja tidak lagi ingin tunduk kepada kekuasaan orang tua, perintah guru / pihak-pihak yang bisa mengaturnya. Demikian nyata keinginan untuk bebas ini, sehingga sering mereka disudutkan dengan sebutan “semau gue”. Jangan bingung, ini adalah hal yang sangat normal dalam usaha menemukan jati diri.
                  Hal ini yang juga menyolok adalah peranan teman-teman, khususnya teman satu grup, geng / kelompok. Norma kelompok akan menjadi standar bertingkah laku mereka. Remaja akan berusaha semaksimal mungkin untuk tampil “sama” dengan teman-temannya, baik dalam bahasa, hobi, minat, penampilan, dan kegiatan. Tetapi pergaulan yang mereka dapatkan haruslah baik, karena bagi mereka “seseorang adalah teman baik, bila orang itu baik kepada kita”.
      6.   Depresi / stress
                  Depresi adalah suatu penyakit dimana akal pikiran dan perasaan tidak sejalan lagi, sehingga banyak menimbulkan kejahatan. Banyak orang gila yang kita temui di jalanan, itu karena keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan dan usaha memanfaatkan hidup. Para ahli mengemukakan beberapa penyebab depresi :
            1)   Kehilangan orang / benda yang paling disayangi
            2)   Perasaan tidak berdaya
            3)   Pandangan yang sangat jelek mengenai diri sendiri
            4)   Pengalaman buruk (musibah / kecelakaan) yang beruntun
            5)   Selalu gagal
                  Para ahli memberikan beberapa cara untuk mengatasi depresi :
            1)   Berkonsultasi dengan orang yang mau mengerti masalah kita
            2)   Mencoba untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kita sukai
            3)   Berpikir dan bersikap positif
            4)   Evaluasi tujuan hidup dan cita-cita yang akan kita capai
      7.   Kesuksesan
                  Sukses ? Setiap orang juga ingin sukses. Tetapi cara untuk mendapatkannya memang sulit. Butuh banyak pengorbanan, tetapi harus pengorbanan yang positif. Setiap orang pasti memiliki cita-cita, dan setiap orang juga pasti ingi meraihnya dan menjadi sukses. Dengan usaha dan berdoa, mudah-mudahan semua yang kita harapkan dapat terwujud.
                  Banyak kalangan muda yang bingung dengan masa depan mereka. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah mencari tahu pengalaman-pengalaman orang yang lebih dewasa dan meminta nasihat kepada orang tua, guru, saudara, sahabat dan orang-orang yang kita percaya.


      8.   Keadilan
          Setiap orang pasti ingin diperlakukan adil. Negara hukum membuat peraturan “Setiap warga negara bersama kedudukannya di mata hukum (UUD psl 27 ayt 1)”. Begitu pun kalangan muda, mereka tidak ingin perhatian kepada mereka hilang, pada sesungguhnya kaum muda ingin menunjukkan kalau mereka bukan anak kecil lagi. Tetapi kebanyakan orang dewasa tidak menganggap apa-apa perbuatan mereka, sehingga semangat mereka berarah pada tindakan yang salah.

Sebab Terjadinya Penyimpangan Akhlaq Remaja
Muara permasalahan kemerosotan akhlaq remaja ini dikarenakan dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor dari dalam diri sendiri yang menyebabkan hasrat penyimpangan, antara lain:
1.  Kurangnya pemahaman agama
Agama telah mengajarkan bagaimana akhlak dengan orang lain, baik terhadap yang lebih tua ataupun yang lebih muda. Demikian pula akhlak terhadap wanita dan  tata pergaulan dengan teman sebaya. Juga mengajarkan mana yang boleh dilaksanakan dan mana yang tidak boleh.
2.  Pola asuh orang tua yang salah
Pola asuh adalah pola pendidikan yang diberikan orang tua pada anak-anaknya. Bila orang tua mendidik dengan terlalu mengekang ataupun sebaliknya terlalu permisif (serba boleh) akan menghasilkan anak yang  berperilaku menyimpang.  Misalnya menjadi anak yang tidak peka terhadap masalah sosial, suka mengganggu, atau cengeng, tidak mandiri. Ditambah lagi sekarang banyak orangtua yang sibuk (kedua orang tua bekerja) sehingga perhatian kepada anaknya sangat kurang
Termasuk pola asuh adalah mendidik agama pada anak-anak sejak dini.
3.  Kepribadian yang in adekuat
Kepribadian yang utuh dan sehat merupakan salah satu modal utama untuk mencapai cita-cita. Sebaliknya kepribadian yang indekuat memunculkan sikap impulsif, agresif atau cenderung dekstruktif.

Sedangkan faktor eksternal adalah adanya proses transformasi budaya. Indonesia yang pernah melaksanakan  strategi kebijakan “open door policy” di bidang kebudayaan  tampaknya amat merugikan kualitas sumber daya manusia Indonesia . Dengan adanya transformasi budaya dari luar inilah yang menyebabkan perobahan ‘gaya hidup’ masyarakat yang tidak sehat dimana masyarakat kita mempunyai anggapan supaya dikatakan modern maka harus mengikuti gaya hidup barat . Padahal kalau kita perhatikan   budaya dari negara Barat itu substansi dasarnya adalah :
– Budaya materialistik (orientasi keduniaan), yakni orang dipacu mencari materi dan menikmati materi.
– Budaya permisivesness (orientasi serba boleh), terutama masalah hubungan seks bebas dan pornografi

Permasalahan Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Walaupun usaha untuk menghentikan sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini sepertinya tidak berkurang. Ada kekhasan mengapa remaja menggunakan narkoba/napza yang kemungkinan alasan mereka menggunakan berbeda dengan alasan yang terjadi pada orang dewasa. Santrock menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk kompensasi

 Permasalahan Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang
Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Walaupun usaha untuk menghentikan sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini sepertinya tidak berkurang. Ada kekhasan mengapa remaja menggunakan narkoba/ napza yang kemungkinan alasan mereka menggunakan berbeda dengan alasan yang terjadi pada orang dewasa. Santrock (2003) menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk kompensasi.
a.       Pengaruh sosial dan interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua, supervisi, kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian dan perpisahan orang tua.
b.      Pengaruh budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol dan obat-obatan sebagai simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka pendek dan kepuasan hedonis, dll.
c.       Pengaruh interpersonal: termasuk kepribadian yang temperamental, agresif, orang yang memiliki lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping yang buruk, dll.

d.      Cinta dan Hubungan Heteroseksual
e.       Permasalahan Seksual
f.       Hubungan Remaja dengan Kedua Orang Tua
g.       Permasalahan Moral, Nilai, dan Agama

Lain halnya dengan pendapat Smith & Anderson (dalam Fagan,2006), menurutnya kebanyakan remaja melakukan perilaku berisiko dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan yang normal. Perilaku berisiko yang paling sering dilakukan oleh remaja adalah penggunaan rokok, alkohol dan narkoba (Rey, 2002). Tiga jenis pengaruh yang memungkinkan munculnya penggunaan alkohol dan narkoba pada remaja:
Salah satu akibat dari berfungsinya hormon gonadotrofik yang diproduksi oleh kelenjar hypothalamus adalah munculnya perasaan saling tertarik antara remaja pria dan wanita. Perasaan tertarik ini bisa meningkat pada perasaan yang lebih tinggi yaitu cinta romantis (romantic love) yaitu luapan hasrat kepada seseorang atau orang yang sering menyebutnya “jatuh cinta”.
Santrock (2003) mengatakan bahwa cinta romatis menandai kehidupan percintaan para remaja dan juga merupakan hal yang penting bagi para siswa. Cinta romantis meliputi sekumpulan emosi yang saling bercampur seperti rasa takut, marah, hasrat seksual, kesenangan dan rasa cemburu. Tidak semua emosi ini positif. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Bercheid & Fei ditemukan bahwa cinta romantis merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami depresi dibandingkan dengan permasalahan dengan teman.
Tipe cinta yang lain adalah cinta kasih sayang (affectionate love) atau yang sering disebut cinta kebersamaan yaitu saat muncul keinginan individu untuk memiliki individu lain secara dekat dan mendalam, dan memberikan kasih sayang untuk orang tersebut. Cinta kasih sayang ini lebih menandai masa percintaan orang dewasa daripada percintaan remaja.

Dengan telah matangnya organ-organ seksual pada remaja maka akan mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual. Problem tentang seksual pada remaja adalah berkisar masalah bagaimana mengendalikan dorongan seksual, konflik antara mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, adanya “ketidaknormalan” yang dialaminya berkaitan dengan organ-organ reproduksinya, pelecehan seksual, homoseksual, kehamilan dan aborsi, dan sebagainya (Santrock, 2003, Hurlock, 1991).
Diantara perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yang dapat mempengaruhi hubungan orang tua dengan remaja adalah : pubertas, penalaran logis yang berkembang, pemikiran idealis yang meningkat, harapan yang tidak tercapai, perubahan di sekolah, teman sebaya, persahabatan, pacaran, dan pergaulan menuju kebebasan.

Beberapa konflik yang biasa terjadi antara remaja dengan orang tua hanya berkisar masalah kehidupan sehari-hari seperti jam pulang ke rumah, cara berpakaian, merapikan kamar tidur. Konflik-konflik seperti ini jarang menimbulkan dilema utama dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan terlarang maupun kenakalan remaja.
Beberapa remaja juga mengeluhkan cara-cara orang tua memperlakukan mereka yang otoriter, atau sikap-sikap orang tua yang terlalu kaku atau tidak memahami kepentingan remaja.

Akhir-akhir ini banyak orang tua maupun pendidik yang merasa khawatir bahwa anak-anak mereka terutama remaja mengalami degradasi moral. Sementara remaja sendiri juga sering dihadapkan pada dilema-dilema moral sehingga remaja merasa bingung terhadap keputusan-keputusan moral yang harus diambilnya. Walaupun di dalam keluarga mereka sudah ditanamkan nilai-nilai, tetapi remaja akan merasa bingung ketika menghadapi kenyataan ternyata nilai-nilai tersebut sangat berbeda dengan nilai-nilai yang dihadapi bersama teman-temannya maupun di lingkungan yang berbeda.

Pengawasan terhadap tingkah laku oleh orang dewasa sudah sulit dilakukan terhadap remaja karena lingkungan remaja sudah sangat luas. Pengasahan terhadap hati nurani sebagai pengendali internal perilaku remaja menjadi sangat penting agar remaja bisa mengendalikan perilakunya sendiri ketika tidak ada orang tua maupun guru dan segera menyadari serta memperbaiki diri ketika dia berbuat salah.

Dari beberapa bukti dan fakta tentang remaja, karakteristik dan permasalahan yang menyertainya, semoga dapat menjadi wacana bagi orang tua untuk lebih memahami karakteristik anak remaja mereka dan perubahan perilaku mereka. Perilaku mereka kini tentunya berbeda dari masa kanak-kanak. Hal ini terkadang yang menjadi stressor tersendiri bagi orang tua. Oleh karenanya, butuh tenaga dan kesabaran ekstra untuk benar-benar mempersiapkan remaja kita kelak menghadapi masa dewasanya.

BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
            Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut :
      1.   Remaja ingin menunjukkan kemampuan mereka kepada orang lain
      2.   Remaja ingin diakui bahwa mereka sudah dewasa
      3.   Kenakalan remaja disebabkan oleh beberapa faktor :
            a.   Pergaulan yang salah
            b.   Kurang mendapat perhatian
            c.   Terpengaruh oleh media elektronik
            d.   Banyak masalah yang dihadapi
            e.   Tidak dapat mengontrol diri sendiri
      4.   Masa remaja adalah masa peralihan (transisi) untuk penemuan jati diri         
      5.   Dalam pergaulan remaja dituntut untuk berhati-hati dalam pergaulan, agar terhindar dari hal-hal yang dapat merusak diri sendiri

SARAN

Setelah membuat makalah ini saya merasa bahwa masih banyak remaja-remaja terutama mahasiswa yang belum mengetahui permasalahan yang akan mereka hadapi dan cara menanggulanginya. Oleh karena itu saya akan membagi beberapa saran agar bisa membantu bagi beberapa remaja agar bisa mencegah ataupun mengurangi masalah-masalah mereka.
1. Penanaman pendidikan agama sejak dini.
Hasil penelitian ilmiah  telah membuktikan bahwa remaja yang komitmen agamanya lemah  mempunyai resiko lebih tinggi (4 kali) untuk terlibat penyalahgunaan NAZA bila dibandingkan dengan remaja yang komitmen agamanya kuat (Hawari 1990)
2. Kehidupan beragama di rumah tangga perlu diciptakan dengan suasana rasa kasih sayang antara ayah-ibu-anak.
Penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa  anak/remaja yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak religius, resiko anak untuk terlibat penyalahgunaan NAZA (kemerosotan akhlaq) jauh lebih besar dari pada anak yang dibesarkan dalam keluarga religius. (Hawari, 1990, Stinnet, J. Defrain, 1987)
3. Peran dan tanggung jawab orang tua amat penting dan menentukan bagi keberhasilan pencegahan kemerosotan akhlaq, yaitu :
a. Orang tua di rumah (ayah dan ibu), ciptakan suasana rumah tangga yang harmonis (sakinah), tersedia waktu dan komunikasi dengan anak, hindari pola hidup konsumtif, beri suri teladan yang baik sesuai dengan tuntunan agama.
b. Orang tua di sekolah (bapak dan ibu guru), ciptakan suasana/kondisi proses belajar mengajar yang kondusif bagi anak didik agar menjadi manusia yang berilmu dan beriman.
c. Orang tua di masyarakat (tokoh masyarakat, ulama, pejabat, pengusaha, aparat), ciptakan kondisi lingkungan sosial yang sehat bagi perkembangan anak / remaja. Hindari sarana dan peluang agar anak dan remaja tidak terjerumus / terjebak dalam kemerosotan akhlaq.
4. ‘Political will’ dan ‘Political action’ Pemerintah perlu dukungan kita semua  dengan diberlakukannya Undang Undang, dan peraturan-peraturan disertai tindakan nyata dalam upaya melaksanakan “amar ma’ruf nahi munkar/dakwah” demi keselamatan anak/remaja generasi penerus dan pewaris bangsa.

 Dan masih banyak yang bisa dilakukan lagi tergantung niat dan perilaku Remaja tersebut dalam mengatasi maslah-maslah tersebut dan mengetahui berbagai tuntutan psikologis perkembangan remaja dan cir-ciri usia remaja diharapkan para orang tua, pendidik dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus dilalui pada masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa remaja ini dengan baik pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh kepribadian yang sopan dan santun


DAFTAR PUSTAKA
fff